Kamis, 24 November 2011

Kemana mereka akan mencari informasi di Internet?


Internet merubah cara hidup. Pola komunikasi, pola rekreasi, pola belajar n pencarian informasi, pola perkenalan. Melalui survei dan penelitian yang dilakukan oleh “Georgia Tech’s GVU Center 2008″, Lebih dari 85 % Pengguna Internet akan mencari informasi lewat Search Engine. Dan ini memang sangat memungkinkan karena pertumbuhan smartphone yang tinggi dan harga yang semakin murah membuat banyak orang mampu memiliki Ponsel Cerdas digenggamannya yang berarti akses ke mesin pencari (Search Engine) akan semakin tinggi. Dengan makin banyaknya smartphone murah yang bisa dibeli konsumen, pola hidup dan pencarian informasi mereka akan berubah.
Survei terbaru yang dilakukan oleh MarkPlus Insight (http://dailysocial.net/2011/10/28/survei-markplus-insight-pengguna-internet-di-indonesia-55-juta/) menyebutkan bahwa pengguna Internet di Indonesia di tahun 2011 mencapai 55 juta orang. Dibanding penduduk Indonesia yang diperkirakan sekitar 240 juta jiwa, 23% sudah terpenetrasi koneksi Internet yang kebanyakan berpusat di kota-kota besar — hanya 4.1% yang berada rural area. Setahun yang lalu, MarkPlus Insight mencatat pengguna Internet di sini sudah mencapai 42 juta. Disebutkan pula dalam survei bahwa yang mengakses menggunakan perangkat mobile mencapai 29 juta orang. Itu berarti lebih dari 50% pengguna Internet di Indonesia memanfaatkan mobile (handphone) untuk berselancar di dunia maya. Untuk memperoleh perkiraan tersebut, MarkPlus Insight mengadakan survei terhadap 2161 orang pengguna Internet di sebelas kota besar. Orang yang disurvei memiliki rentang usia 15-64 tahun dengan golongan sosial ekonomi ABC. Rata-rata dari mereka mengakses Internet lebih dari 3 jam per hari. Sebagai perbandingan, berdasarkan data dari beberapa media, Indonesia tercatat memiliki 40.8 juta akun Facebook sebagai pengguna terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Media jejaring lain selain Facebook, Twitter menjadi salah satu pilihan terbaik dalam mencari informasi. Survei terbaru menunjukkan penetrasi pengguna situs microblogging Twitter di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Dalam survei oleh lembaga riset comScore selama Juni 2010 tersebut, sebanyak 20,8% pengguna internet di Indonesia mengunjungi Twitter. Angka ini jauh di atas rata-rata penetrasi Twitter di negara-negara seluruh dunia yang mencapai 7,4% dari total pengguna internet. ComScore mencatat,pengguna Twitter di seluruh dunia saat ini mencapai 93 juta orang, naik 109% dalam kurun setahun. Peringkat Indonesia diikuti oleh Brasil dengan penetrasi 20,5% dan Venezuela sebanyak 19%. Pengamat media sosial dan teknologi informasi Nukman Luthfie mengatakan, Twitter memiliki manfaat yang banyak di mana para penggunanya bisa mendapatkan informasi dengan sangat cepat. "Informasi sangat cepat, tentang apa pun," ujarnya.Situs jejaring sosial ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pencitraan diri, terutama yang sering dilakukan para politikus dan pemasar. Sementara menurut konsultan media sosial Ventura Elisawati, kondisi gemar berinteraksi dan berkomunikasi sangat mendukung melonjaknya pengguna Twitter dari Indonesia. Apalagi Twitter memiliki kelebihan segmentasi yang jauh lebih luas. Dalam konteks siapa yang akan kita jangkau untuk berinteraksi jauh lebih luas. "Kita bisa berkomunikasi kepada para pengikut (followers) kita,baik yang dikenal maupun tidak," ujarnya. Ditambah lagi, Twitter merupakan microblogging yang nyaman untuk diakses dibandingkan dengan situs jejaring sosial yang lain. Tampilannya yang sederhana dan fleksibel sehingga mudah, cepat, dan murah untuk diakses dari alat komunikasi sehari-hari. "Dibandingkan dengan Facebook, Twitter lebih sederhana. Tulisan sepanjang 140 karakter. Tidak ada iklan dan video," ujarnya. Kecepatan penyebaran informasi dengan Twitter juga disinggung oleh Elisawati. Dia memberi contoh begitu cepatnya kasus bunuh diri Khoir Umi Latifah dan dua anaknya di Yogyakarta mendapat simpati yang begitu luas dari para pengguna Twitter. "Dengan Twitter, pengorganisasian untuk membantu sangat cepat. Begitu pun dengan koin keadilan untuk Prita.Ini juga yang menyebabkan Twitter begitu cepat populer di Indonesia," ujarnya. (http://www.swagooo.com/berita-6649-pengguna-twitter-di-indonesia-tertinggi-di-dunia.html)

Dari beberapa sumber ini, beberapa portal media informasi mulai-ramai menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi. berbagai medai cetak yang dahulu lebih mengandalkan kertas saat ini sudah beralih ke media online dalam menyebarkan informasi. Kompas.com, tempo.co yang dulunya tempointeraktif.com, detik.com, vivanews.com, dll sudah menjadi pemimpin dalam situs informasi di Indonesia. Setiap harinya informasi yang ada situs mereka mencapai ribuan "klik" dari pencari informasi. Mereka juga sudah mulai menggunakan media sosial untuk meraih makin banyak orang yang membutuhkan informasi. Untuk Facebok mereka mulai membuat Page/Halaman khusus yang merepresentasikan halaman mereka. Page/halaman tersebut juga sering diupdate dan bisa memberikan link untuk dibagikan kepada pengguna Facebook yang lain. Sedangkan di twitter mereka mulai membuka akun atas nama situs mereka. Setiap 15-30 menit, mereka selalu menampilkan link berita yang ada di situs mereka di Twitter. Divisi khusus untuk mengupdate di akun twitter ini pun di buat. Sehingga dalam 24 jam, saat ada berita baru, mereka bisa langsung update di twitter dan di Facebook.
Makin banyaknya Situs informasi yang ada di akun Twitter dan di Facebook, membuat orang yang mencari informasi memiliki pilihan baru. Dan untuk orang-orang yang mencari informasi tren baru tersebut disambut dengan positif. Pola pencarian informasi pun berubah, saat ini orang lebih suka menggunakan Twitter untuk mencari informasi, mereka hanya tinggal follow akun seperti Kompas, Detik, Tempo, Vivanews, dll, kemudian saat mereka membutuhkan informasi terbaru yang paling update, mereka hanya tinggal membuka Twitter dan membuka link yang disediakan oleh akun situs informasi tersebut. Tercatat 7 dari 10 wartawan Indonesia dapatkan ide berita dari internet (http://www.maverick.co.id/journalists/2010/12/7-dari-10-wartawan-indonesia-dapatkan-ide-berita-dari-internet/).
Dengan adanya pola baru pencarian informasi ini, sebaiknya para media pemberi informasi mulai mengikuti tren baru ini agar tidak tertinggal dari kompetitornya. Selain itu, dengan mengikuti pola baru ini, media pemberi informasi bisa melakukan branding merek dan brand mereka agar lebih sering di lihat dan baca orang lain. Karena salah satu konsep menanamkan merek atau sebuah brand adalah dengan memperlihatkan dan menunjukkan kepada orang lain sesering mungkin. Dengan adanya media seperti Facebook dan terkhusus Twitter. Brand dan merek sebuah media informasi dapat makin sering dilihat oleh orang lain. Sebagai contoh jika kita melihat akun situs informasi di Twitter, yang setiap 15-30 menit selalu update berita baru yang ada. Followers mereka akan makin sering pula melihat brand dan merek tersebut, dan jika info tersebut menurut mereka menarik dan dibutuhkan, mereka akan membuka link tersebut agar tahu lebih lanjut. Makin sering pengguna membuka situs informasi kita, makin besar juga peluang iklan dan produk akan minta di iklankan di situs kita. Keuntungan ratusan juta rupiah pun bisa diperoleh dengan mudah dari iklan-iklan yang ditaruh di situs tersebut. Jadi, hal ini akan membuat pemasukan perusahaan makin bertambah, karena bisa disebut juga sebagai ekspansi perusahaan ke bidang lain yang membantu pemasukan. Akan ada keuntungan yang akan diperoleh perusahaan jika mengembangkan media informasi online dengan lebih serius.



Situs berita Kompas.com yang mendapatkan penghargaan Asian Digital Media Awards 2011. situs ini mendapatkan silver award untuk kategori Best Newspaper Website in Asia. Kemudian situs Tempo.Co yang sebelumnya bernama Tempo Interaktif meraih posisi kedua (Silver Award) sebagai penyedia aplikasi publishing terbaik untuk telepon seluler se-Asia. Tempat pertama diraih The Straits Times (Singapura) dan The Nation (Thailand). Tempat ketiga direbut The Union. Penghargaan WAN-IFRA diberikan kepada perusahaan yang melakukan pengembangan luar biasa pada media digital. Anugerah mobile media adalah penghargaan untuk aplikasi berbasis telepon seluler yang memungkinkan pemakainya langsung melihat content tanpa perlu membuka browser lebih dulu. Aplikasi yang disediakan Tempo Interaktif mencakup mobile apps untuk iPhone/iPod/iPad, Blackberry, dan Android. ADMA merupakan acara tahunan Asosiasi Penerbit Surat Kabar dan Berita Sedunia (World Asociation Newspapers and News Publishing/WAN-IFRA). Anugerah ini diberikan untuk beberapa kategori. Di antaranya media online, video online, infografik, tablet publishing, media sosial, dan mobile media. Untuk kategori situs surat kabar terbaik, tempat pertama direbut The Straits Times, di tempat kedua ada Kompas dan Malaya Manorama, di tempat ketiga ada Dow Jones (Asia Wall Street Journal). Kompas juga merebut juara satu (emas) untuk kategori Cross Media dalam aplikasi Cincin Api. (http://www.tempo.co/read/news/2011/11/24/072368302/TempoCo-Raih-Silver-Award-untuk-Aplikasi-Ponsel-se-Asia). Karena menurut Steve Jobs : “Innovation has nothing to do with how many R&D dollars you have. When Apple came up with the Mac, IBM was spending at least 100 times more on R&D. It’s not about money. It’s about the people you have, how you’re led, and how much you get it.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar